Portalborneo.or.id, Samarinda – Pemilihan ketua KONI Kaltim belum tuntas. Kini tahapannya masuk dalam pendaftaran dan pengembalian formulir bakal calon penggawa. Meski demikian dalam prosesnya, tensi panas dari kontestasi ini menghadirkan dualisme kepemimpinan.
Ya, belum lama ini, persisnya pada Selasa, 15 Februari 2022 lalu Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) yang digelar di Ruang Rapat Serbaguna Kegubernuran Kaltim memilih Zairin Zain sebagai ketua KONI Kaltim yang baru dengan aklamasi.
Mengenai itu, Pengamat Hukum Universitas Mulawarman (Unmul), Herdiansyah Hamzah menilai persoalan ini harus membaca jelas mengenai AD/ART, untuk menjawab legal atau tidaknya pemilihan ketua KONI Kaltim versi Musorprov. Dengan kata lain, keabsahan dari agenda tersebut harus merujuk kepada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga?
“Iya,” singkatnya kepada reporter wartawan pada Rabu (16/2) petang.
Pengurus KONI Kaltim Bakal Ambil Langkah StrategisKendati demikian, terpilihnya Zairin Zain secara aklamasi lewat Musorprov yang digelar oleh Forum Olahraga Kalimantan Timur (Forkat) itu tak mendapat lampu hijau dari KONI Kaltim yang bermarkas di Jalan Kesuma Bangsa, Samarinda. Sebab saat ini lembaga tersebut tengah proses penjajakan pemilihan bakal calon ketua.
“Soal Musoprov, terserah saja. Siapapun boleh bikin acara kan’. Tapi kalau belakangan tiba-tiba mengklaim juga terserah saja. Untuk ketua KONI kan harus ada pengakuan, ada legalitas,” ujar Kabid Humas KONI Kaltim Zulkarnain kepada sejumlah media.
Kata dia, saat ini pengurus KONI Kaltim tengah merapatkan persoalan Musorprov di kegubernuran dan setelahnya bakal mengambil langkah strategis. Sebab persoalan ini harus diluruskan ke publik.
“Semua ada tahapannya (soal pemilihan ketua KONI Kaltim), tak bisa tiba-tiba begitu,” terangnya.
Sebagai informasi, ketua KONI Kaltim sebelumnya dipimpin oleh Zuhdi Yahya. Mantan Komandan Puslatda Kaltim 2008 itu memimpin sejak 2012-2022. Selama dua periode, KONI provinsi banyak mencetak atlet-atlet muda Benua Etam yang berprestasi. Baik itu di kompetisi lokal, nasional hingga internasional. Kini setelah dua dekade tongkat kepemimpinan harus berganti. Terakhir Kaltim berhasil masuk 10 besar PON Papua dengan perolehan 25 emas, 33 perak dan 42 perunggu. (*)