Rudy-Seno Silaturahmi Bersama Lembaga Adat Se-Kutai Kartanegara

Caption: Rudy Mas’ud di dampingi Istri, bersama Seno di Tenggarong momen silaturahmi, Jumat (9/8).

Portalborneo.or.id, Kutai Kartanegara – Dalam upaya mempererat hubungan dengan masyarakat adat serta mendekatkan diri kepada akar budaya lokal, Calon Gubernur Kalimantan Timur, H. Rudy Mas’ud, dan Calon Wakil Gubernur, H. Seno Aji, menggelar pertemuan silaturahmi dengan Lembaga Adat se-Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Momen tersebut berlangsung di Rumah Makan Banjar Sari, Tenggarong, pada Jumat (9/8) ini dihadiri oleh puluhan perwakilan dari berbagai lembaga adat di wilayah Kukar.

Silaturahmi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang diinisiasi oleh pasangan Rudy Mas’ud dan Seno Aji untuk mendekatkan diri kepada masyarakat adat, sekaligus menyerap aspirasi yang berkembang di tengah komunitas adat.

Rudy Mas’ud dalam kesempatannya menekankan pentingnya menjaga silaturahmi dan menghormati adat istiadat yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai Kartanegara selama berabad-abad.

“Silaturahmi ini bukan hanya sekadar pertemuan, tetapi juga merupakan momen penting untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya mengenal asal usul kita. Orang yang tahu adatnya, tahu adabnya, tentu akan tahu dari mana ia berasal. Dan yang lebih penting, melalui silaturahmi ini kita dapat memperkuat rasa persaudaraan dan kebersamaan,” ujar Rudy Mas’ud.

Rudy juga mengungkapkan rencananya untuk melaksanakan ziarah ke makam para raja dan sultan Kutai Kartanegara.

Baginya, ziarah ini bukan sekadar ritual, tetapi sebuah penghormatan terhadap sejarah dan para pemimpin yang telah berjasa membangun Kutai Kartanegara menjadi salah satu kerajaan tertua di Indonesia.

“Kami berencana melaksanakan ziarah ke makam raja-raja dan sultan-sultan dari Kutai Kartanegara. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pemimpin dan pahlawannya. Negeri Kutai ini memiliki sejarah yang luar biasa, sebagai kerajaan tertua di Indonesia yang berdiri sejak abad ke-5. Dengan ziarah ini, kita dapat menghormati sejarah dan warisan budaya yang ada,” lanjut Rudy Mas’ud.

Acara silaturahmi ini tidak hanya dihadiri oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, tetapi juga oleh tokoh-tokoh adat dari berbagai daerah di Kutai Kartanegara.

Salah satu tokoh penting yang hadir adalah Pembina Lembaga Adat, Awang Dayang, Yacob Luthman.

Saat sambutannya, Yacob menekankan bahwa Kutai bukan hanya sebuah suku, melainkan sebuah bangsa dengan sejarah yang panjang dan kaya.

Menurutnya, pelestarian adat dan adab merupakan tanggung jawab bersama yang harus dijaga oleh setiap generasi.

“Sejarah Kutai bukan merupakan suku, tetapi merupakan sejarah sebuah bangsa, yaitu bangsa Kutai. Kita harus mendukung setiap upaya untuk melestarikan adat dan adab kita. Pertemuan ini adalah langkah positif untuk memastikan bahwa warisan budaya kita tetap hidup dan dihormati,” ujar Yacob Luthman.

Yacob juga mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut dihadiri oleh lebih dari 50 organisasi adat, yang berasal dari berbagai wilayah, termasuk Marangkayu, Muara Badak, Anggana, Muara Jawa, Sanga-Sanga, Mahulu, Sulawesi Tengah, Toraja, Lombok NTB, NTT, Bali, dan Jawa.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut, masyarakat adat juga menyampaikan beberapa aspirasi yang diharapkan dapat menjadi perhatian dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.

Salah satu aspirasi utama yang disampaikan adalah agar adab dan adat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi tetap terjaga, dengan dukungan anggaran yang memadai dari pemerintah.

Masyarakat adat juga meminta perhatian khusus terhadap peningkatan fasilitas yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi masyarakat pesisir, agar mereka dapat berkembang dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik.

Rudy Mas’ud menyambut baik aspirasi tersebut dan berjanji akan menjadikannya sebagai salah satu prioritas jika terpilih sebagai gubernur.

“Kami berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan adat serta budaya kita. Dukungan anggaran dan perhatian terhadap masyarakat pesisir akan menjadi fokus kami, karena kami percaya bahwa dengan menghormati budaya dan adat, kita bisa membangun Kalimantan Timur yang lebih baik,” tegasnya.

Tim Redaksi Portalborneo.or.id/FRC

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait