Menilik Asal-usul Nama Samarinda

Caption: Jembatan Mahakam, IST

Samarinda – Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, memiliki sejarah panjang yang dimulai dari Kerajaan Kutai Kartanegara yang berdiri sejak abad ke-13.

Sejak zaman kerajaan, wilayah ini sudah menjadi pusat ekonomi dan politik, dan terus berkembang hingga menjadi kota yang penting di Indonesia.

Namun, salah satu permasalahan besar dalam historiografi Kota Samarinda adalah asal-usul nama kota ini.

Terdapat berbagai versi tentang asal-usul nama Samarinda yang diwariskan secara lisan, tanpa dokumentasi ilmiah yang cukup.

Dalam rangka memahami kebenaran dari berbagai versi ini, sejarawan dan peneliti melakukan penelitian mendalam yang diharapkan dapat memperkaya referensi sejarah dan memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga harmoni dengan alam. Penelitian ini juga menjadi landasan dalam pembangunan fisik dan mitigasi bencana di Kota Samarinda.

Menurut sejarawan Slamet Muljana, penamaan lokalitas pada masa lalu sering kali berdasarkan pada ciri khas atau fenomena lokal.

Beberapa versi asal-usul nama Samarinda telah dihimpun oleh peneliti Nanda Puspita Sheilla dan Muhammad Sarip.

Berikut adalah delapan versi yang membahas asal-usul nama Samarinda:

1. **Berasal dari Bahasa Kutai (Sama dan Rendah)**

Versi ini mengaitkan nama Samarinda dengan kedudukan sosial penduduk Samarinda Seberang yang dianggap sederajat dalam hierarki sosial di bawah Kerajaan Kutai Kartanegara.

Namun, penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa cerita ini tidak didukung oleh fakta sejarah.

2. **Rumah Rakit yang Sama Rendah**

Mengacu pada rumah-rumah rakit di Samarinda Seberang yang memiliki permukaan sama rendah. Namun, narasi ini juga terbantahkan karena tidak ada bukti sejarah yang mendukung.

3. **Berasal dari Bahasa Bugis (Sama Rendah)**

Nama ini dikaitkan dengan kedatangan Bugis Wajo ke Kutai.

Meskipun menarik, penelitian menunjukkan bahwa nama Samarinda sudah dikenal sebelum migrasi Bugis.

4. **Dari Bahasa Sanskerta (Samarendo)**

Beberapa pihak mengaitkan nama Samarinda dengan kata “Samarendo” dalam bahasa Sanskerta yang berarti “selamat sejahtera”.

Namun, klaim ini tidak didukung bukti yang kuat.

5. **Mengacu pada Kecamatan Samarindo di Sulawesi Utara**

Beberapa menyebutkan bahwa nama Samarinda berasal dari wilayah di Sulawesi Utara.

Tetapi, perbedaan budaya dan etnis antara Samarinda dan Sulawesi Utara membuat klaim ini lemah.

6. **Dari Bahasa Melayu (Samar Indah)**

Nama ini dianggap berasal dari frasa “samar-samar indah” ketika dilihat dari kejauhan, namun hal ini lebih merupakan folkloristik ketimbang fakta sejarah.

7. **Berasal dari Bahasa Banjar (Sama Rendah)**

Oemar Dachlan, seorang wartawan era kolonial, mengaitkan nama Samarinda dengan topografi permukaan tanah yang sama rendahnya dengan Sungai Mahakam.

Penjelasan ini didukung oleh bukti sejarah dan pengamatan langsung.

8. **Frasa Sama-sama Merenda**

Versi ini mengaitkan nama Samarinda dengan kegiatan menjemur sarung yang menyerupai pola renda.

Namun, narasi ini sulit dibuktikan karena minimnya arsip yang mendukung.

Penelitian mendalam ini menunjukkan bahwa versi yang paling kredibel adalah penjelasan mengenai topografi “sama rendah” yang diajukan oleh Oemar Dachlan.

Hal ini sesuai dengan bukti sejarah, termasuk foto-foto Samarinda dari tahun 1900.

Penelitian tentang asal-usul nama Samarinda ini memberikan gambaran bahwa pendekatan kritis terhadap sumber-sumber sejarah sangat diperlukan untuk membedakan antara fakta dan mitos yang berkembang dalam masyarakat.

Dengan demikian, pemahaman yang lebih akurat akan memperkaya pengetahuan sejarah dan memperkuat identitas Kota Samarinda.

Ditemukan delapan versi toponimi Samarinda dan dilakukan validasi serta verifikasi terhadap tiap versi.

Hasil penelitian memperkuat penelitian terdahulu yang mengungkap kekeliruan hari jadi Kota Samarinda berbasis kisah kedatangan perantauan dari pulau luar Kalimantan

Berdasarkan simpulan studi ini, direkomendasikan kepada Pemerintah Kota Samarinda agar mengagendakan kegiatan dan forum ilmiah yang bertugas menyusun naskah revisi Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1988 tentang Hari Jadi Kota Samarinda.

Tim Redaksi Portalborneo.or.id

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait