Asal Usul Provinsi Kaltim Dijuluki Benua Etam

Caption: Kedaton Kutai Kartanegara, di Tenggarong. (direktoripariwisata).

Portalborneo.or.id, Kutai Kartanegara – Sebutan Benua Etam telah melekat bagi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Tapi, tahukah kalian makna dari Benua Etam?

Ya, sudah sejak lama Kaltim dijuluki sebagai Benua Etam.

Diolah dari berbagai sumber, kata Benua ini berasal dari kata “Banua” yang berarti tempat asal.

Sementara kata “Etam” ini berarti kita atau bersama.

Kata Benua Etam berasal dari bahasa Dayak Kutai Kartanegara yang secara keseluruhan bearti daerah tempat kita berasal.

Ada juga yang menyebut Benua Etam sebagai Bumi Etam yang berarti “Rumah Kita”.

Sejarah dari Benua Etam sendiri tak terlepas dari kerajaan Kutai Kertanegara di masa lampau.

Dikutip dari website resmi Kabupaten Kutai Kartanegara, keberadaan Kerajaan Kutai bermula dari temuan prasasti Yupa.

Prasasti bertuliskan huruf Pallawa ini menunjukkan perkiraan waktu berdirinya Kerajaan Kutai.

Ada empat buah prasasti yang menjelaskan adanya sebuah peradaban bercorak Hindu – Budha di awal–awal milenium pertama.

Sedangkan pada saat yang sama sejumlah wilayah di nusantara masih diliputi kegelapan sejarah.

Raja pertama dan paling terkenal dari Kerajaan Kutai Martadipura adalah Raja Mulawarman Nala Dewa.

Kemudian pada abad ke-13, informasi tentang raja–raja Kutai mulai terungkap dari Naskah Salasilah Kutai yang memuat kronologi tentang raja–raja Kutai Martadipura.

Pada abad ke-14 di Muara Sungai Mahakam, tepatnya di Jahitan Layar, berdirilah sebuah kerajaan yang bernama Kutai Kertanagara.

Raja pertama Kerajaan Kutai Kertanagara adalah Adji Betara Agung Dewa Sakti, dan mempunyai permaisuri yang bernama Puteri Karang Melenu.

Pada masa ini, agama Islam telah muncul sebagai kekuatan politik di Kalimantan Timur, dan Islam masuk ke Kutai Kertanegara pada masa raja Adji Mahkota pada tahun 1525 M, dan bergelar Adji Mahkota Mulia Islam.

Sekitar abad ke-17 saat pemerintahan dipegang oleh Adji Pangeran Sinum Panji Mendapa, Kerajaan Kutai Martadipura ditaklukan.

Selanjutnya, kedua kerajaan tersebut menyatu dan bernama Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura hingga saat ini.

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sesungguhnya adalah kelanjutan dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Tepatnya pada tahun 1947, Kesultanan berubah statusnya menjadi pemerintahan negeri dengan nama Daerah Swapraja Kutai.

Kemudian pada tahun 1955, wilayah ini berubah lagi namanya menjadi Daerah Istimewa Kutai (1953).

Lalu pada tahun 1959, setelah pemisahan Kota Madya Balikpapan dan Samarinda, nama daerah ini berubah lagi menjadi Kabupaten Kutai.

Pada tahun 1999, terdapat pemekaran wilayah menjadi 3 Kabupaten (Kutai, Kutai Barat, Kutai Timur) dan 1 Kota (Bontang), dan sejak 2002 Kabupaten Kutai berganti nama menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara.

(Tim Redaksi Portalborneo.or.id).

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait