Kisah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad SAW, Lahir Hingga Rasulullah Wafat

Caption: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. (Freepik)

Caption: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. (Freepik)

Portalborneo.or.id, Samarinda – Nabi Muhammad SAW adalah junjungan bagi setiap umat muslim dan merupakan sosok utama dalam sejarah agama Islam.

Meneladani perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, penting bagi seluruh muslimin di seluruh dunia sebagai tuntutan hidup.

Seperti yang diketahui, Rasulullah SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal, atau yang kerap disebut sebagai Maulid Nabi.

Sebagai utusan Allah SWT paling akhir, Rasulullah SAW menyempurnakan ajaran Allah yang telah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan peristiwa pasukan gajah yang tengah berusaha merobohkan Ka’bah.

Pada saat itu, Allah SWT mengirimkan burung-burung ababil untuk menjatuhkan batu-batu pembawa wabah penyakit kepada pasukan Gajah yang sedang berupaya menghancurkan tempat suci dan bersejarah umat Islam, Ka’bah.

Di tahun Gajah inilah, Nabi Muhammad lahir di Makkah dan besar sebagai anak yatim karena Ayah Nabi Muhammad, Abdullah telah wafat sebelum Nabi Muhammad lahir.

Nabi Muhammad dididik dan dibesarkan oleh seorang ibu yang mulia, yaitu Aminah.

Setelah beberapa waktu bersama sang ibu, kemudian Nabi Muhammad dibesarkan oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib.

Namun tak berselang lama, setelah dua tahun bersama sang kakek tercinta, Nabi Muhammad harus rela ditinggalkan kakek yang turut membesarkannya.

Pada usia delapan tahun setelah kepergian sang kakek, Nabi Muhammad kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Meskipun hidup fakir atau kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup, namun Abu Thalib adalah seorang dermawan yang rajin berbagi dan bersedekah kepada sesama.

Walau dalam keadaan sulit, Nabi Muhammad dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bersama pamannya.

Sebelum dijadikan seorang Rasul, Allah SWT telah memberikan anugerah keistimewaan kepada Nabi Muhammad.

Salah satunya adalah wajahnya yang bersinar terang hingga mampu mengalahkan sinar rembulan.

Ini dikatakan sebagai tanda kebesaran Allah yang menunjukkan nabi terakhir dengan kemuliaan dan kedudukan yang tinggi.

Selain karunia wajah yang bersinar, Nabi Muhammad juga diberikan wahyu pertama yang sungguh luar biasa dari Allah SWT.

Menjelang diturunkannya wahyu pertama, Nabi Muhammad mendapatkan sebuah mimpi di mana Malaikat Jibril datang menghampirinya.

Nabi Muhammad pun merenung dan memikirkan mimpi yang dialaminya dengan menyendiri di Gua Hira.

Kemudian di tempat itulah, Muhammad diperlihatkan Allah bahwa mimpi yang dialaminya benar adanya.

Pada saat itu, Malaikat Jibril datang kepada Muhammad dan menurunkan wahyu pertama yang diberikan Allah SWT.

Saat itulah, Allah menurunkan ayat dari QS Al-Alaq 1 – 4, yaitu sebagai berikut:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq, 1-4)

Setelah peristiwa itu, Muhammad pulang dengan perasaan takut.

Namun, inilah waktu di mana kisah kerasulan Nabi Muhammad SAW dimulai.

Setelah mendapatkan wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW kemudian mulai melakukan dakwah secara rahasia atau sembunyi-sembunyi.

Khadijah, Abu Bakar As-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah merupakan orang-orang yang menjadi pengikut pertamanya.

Setelah beberapa tahun melakukan kegiatan dakwah secara rahasia, kemudian Allah memberikan perintah untuk berdakwah secara terang-terangan.

Perintah ini seperti yang tercantum dalam QS Al-Hijr ayat 94 yaitu sebagai berikut:

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”

Peristiwa Isra Mi’raj merupakan perjalanan penting dari kisah nabi Muhammad SAW singkat dari lahir sampai wafat yang memiliki makna mendalam.

Peristiwa perjalanan Nabi Muhammad ini bermula ketika istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib wafat.

Meninggalnya dua orang penting dalam hidup Nabi Muhammad ini terjadi pada tahun ke-11 kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Tahun tersebut merupakan tahun yang menyedihkan bagi seorang Rasulullah SAW.

Ia harus kehilangan istri tercinta yang selalu mendampingi serta pamannya yang telah mengasuh sejak kecil.

Setelah peristiwa itu, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi Rasulullah SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian menuju langit ke-7 atau Sidratul Muntaha.

Perjalanan ini disebut juga dengan Isra Mi’raj.

Pada peristiwa inilah, Rasulullah mendapatkan perintah salat 5 waktu yang wajib ditunaikan seluruh umat muslim.

Wafatnya utusan Allah SWT paling akhir ini konon diakibatkan karena menderita sakit yang dialami selama beberapa bulan.

Setelah melewati penyakitnya, Nabi Muhammad SAW dikabarkan meninggal dunia.

Pada saat terjadinya peristiwa menyedihkan tersebut, sahabatnya Abu Bakar sedang tidak berada di Madinah.

Kemudian setelah diberitahu, beliau segera datang ke rumah Aisyah.

Pada saat itulah, seluruh umat muslim berduka dan harus merelakan suri tauladan yang tidak lelah mengajarkan kebaikan dalam menjalani kehidupan.

Peristiwa ini akan selalu dikenang seluruh muslim sebagai peristiwa besar dan bersejarah dari perjalanan seorang yang memiliki segala sifat baik dan kemuliaan.

Itulah kisah nabi Muhammad SAW singkat dari lahir sampai wafat yang perlu dipahami oleh setiap umat Islam, sebagaimana dilansir dari zakat.or.id melalui Liputan6.

(Tim Redaksi Portalborneo.or.id)

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait