KKB Papua Beri 2 Bulan untuk Tuntaskan Negosiasi, Pilot Susi Air: Mereka akan Tembak Saya

Foto: Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens disandera KKB di Papua. (CNN)

Portalborneo.or.id – Pemerintah bersama TNI-Polri hingga saat ini belum berhasil membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Kini, pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu menghadapi ancaman pembunuhan dari KKB Papua, jika negosiasi tak kunjung menemui kata sepakat dalam dua bulan ke depan.

“Jika itu (negosiasi) tidak terjadi dalam waktu dua bulan mereka mengatakan akan menembak saya,” kata Mehrtens dalam sebuah video yang disebarkan juru bicara KKB Sebby Sambom, dilansir dari CNN.

Ini merupakan penampakan terbaru Mehrtens setelah tiga bulan disandera oleh KKB Papua Egianus Kogoya.

Dalam video tersebut, Mehrtens tampak kurus sambil memegang bendera Bintang Kejora, simbol kemerdekaan Papua Barat.

Ia dikelilingi para anggota KKB yang mengacungkan senapan.

Dalam video terpisah, Rumianus Wandikbo dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) meminta negara-negara seperti Selandia Baru, Australia, dan negara-negara Barat untuk memulai pembicaraan dengan Indonesia.

“Kami tidak meminta uang. Kami benar-benar menuntut hak kami untuk kedaulatan,” kata Rumianus.

Mehrtens menyampaikan dalam sebuah video bahwa dirinya sehat.

Ia turut meminta otoritas tak melakukan aksi kekerasan yang berpotensi membahayakan dirinya dan orang-orang sekitar.

Terhitung tiga bulan sejak penyanderaan, operasi penyelamatan Mehrtens kini mulai dipusatkan di Kabupaten Nduga, Papua, setelah sebelumnya sampai ke Kabupaten Lanny Jaya.

Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring mengatakan medan di Nduga cukup sulit, meski begitu pihaknya tetap berupaya menemukan dan membebaskan sang pilot Susi Air.

Kementerian luar negeri sejauh ini belum memberikan komentar terkait ancaman penembakan Mehrtens dan permintaan KKB ini.

(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/Dzl)

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait