Daftar 32 Provinsi Diprediksi Alami Kekeringan di Agustus 2023, Salah Satunya Kaltim

Foto: Ilustrasi. Kebakaran hutan dan lahan terjadi akibat kemarau panjang. (BNPB)

Portalborneo.or.id, Jakarta – Indonesia diprediksi bakal alami kemarau panjang yang mengakibatkan terjadinya kekeringan.

Pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal di Samudera Pasifik atau El Nino, diprediksi mulai melanda Indonesia pada Mei 2023.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun meminta semua pihak bersiap menghadapi kemarau panjang ini.

Luhut mengatakan, Pemerintah Daerah harus segera mengambil langkah-langkah mitigasi menghadapi El Nino.

Berdasarkan kejadian di 2015, El Nino menyebabkan dampak kekeringan yang luas, termasuk juga kebakaran hutan dan lahan.

Selain itu, kekeringan dapat berdampak terhadap produksi pangan, sehingga sangat berpotensi meningkatkan angka inflasi.

“Saya meminta seluruh pihak terkait, juga pemerintah daerah untuk mulai bersiap sejak dini, memperhitungkan segala langkah yang mesti ditempuh agar pengalaman buruk delapan tahun lalu tidak terulang kembali. Setidaknya sejak saat ini kami menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino,” katanya dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi mayoritas wilayah di Indonesia akan menghadapi musim kemarau atau kekeringan panjang.

Puncaknya, sebanyak 32 dari total 34 provinsi akan dilanda musim kering pada Agustus 2023 mendatang.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko menyampaikan, indikasi kekeringan itu dapat dilihat dari cuaca, dimana tingkat intensitas hujan yang berada di bawah 100 mm per bulan.

“Sudah kami ringkas, di bulan Maret ada 4 provinsi dimana intensitas hujannya di bawah 100 mm. Ini sudah masuk kekeringan,” kata Jarot.

Jarot mengatakan, jumlah itu akan terus bertambah jadi 8 provinsi pada April, 19 provinsi di Mei, 21 provinsi di Juni, dan 29 provinsi pada Juli.

“Agustus itu musim yang paling kering nanti,” ungkapnya.

Menurut data yang ada dari Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, tercatat hanya Riau dan Papua Barat saja yang punya intensitas hujan di atas 100 mm per bulan.

Terpisah, Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia menyatakan bahwa fenomena La Nina yang telah terjadi selama tiga tahun berturut-turut dan membawa cuaca lebih basah akhirnya telah berakhir.

Sebagai gantinya, El Nino akan membawa suhu menjadi tinggi sehingga membuat cuaca menjadi lebih kering.

Berdasarkan data yang dihimpun, suhu laut juga telah mencapai rekor tertingginya setelah terakhir terjadi pada tahun 2016.

Belum lagi gelombang panas yang mendorong rekor suhu tertinggi di Asia akhir-akhir ini.

“Dari pemodelan cuaca yang kami dapatkan El Nino diprediksi akan terjadi pada Agustus 2023 meski ketidakpastian tingkat keparahan El Nino masih sangat tinggi,” ungkapnya.

Berikut daftar provinsi yang akan diterjang kekeringan pada Agustus 2023:

  1. Aceh
  2. Bangka Belitung
  3. Bengkulu
  4. Kepulauan Riau
  5. Jambi
  6. Sumatera Barat
  7. Sumatera Utara
  8. Lampung
  9. Sumatera Selatan
  10. Banten
  11. DKI Jakarta
  12. Jawa Barat
  13. Jawa Tengah
  14. DI Yogyakarta
  15. Jawa Timur
  16. Kalimantan Barat
  17. Kalimantan Tengah
  18. Kalimantan Selatan
  19. Kalimantan Timur
  20. Kalimantan Utara
  21. Sulawesi Selatan
  22. Sulawesi Tengah
  23. Sulawesi Tenggara
  24. Gotontalo
  25. Sulawesi Utara
  26. Bali
  27. Nusa Tenggara Barat (NTB)
  28. Nusa Tenggara Timur (NTT)
  29. Maluku
  30. Maluku Utara
  31. Papua
  32. Papua Selatan.

(Tim Redaksi Portalborneo.or.id)

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait