Portalborneo.or.id, Jakarta – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, yang merupakan pemilik maskapai Susi Air, tak kuasa menahan amarah dan tangis saat curhat dengan salah satu tokoh Papua.
Susi Pudjiastuti melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan pendeta Karel Phil Erari, terkait penyanderaan pilot Susi Air, Philips Mehrtens, yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
“Saya bicara dengan Bapak saya nangis karena saya marah. Tidak adil, kalian tidak adil kepada saya. Saya perempuan sendiri cari makan, untuk menghidupi ratusan ribuan orang, kalian aniaya,” ujar Susi.
Menanggapi cerita Susi, Karel Phil pun meminta maaf.
“Saya ikut menangis bersama Bu Susi. Sehat-sehat Bu Susi, God bless you,” kata Karel Phil.
Ia kemudian menceritakan bahwa dalam sehari, maskapai Susi Air melakukan sebanyak 70 hingga 90 penerbangan untuk membawa bahan makanan, obat-obatan, membantu transportasi warga Papua hingga membawa bantuan kepada anak-anak.
“Saya cuci luka anak-anak. Saya sekolahkan anak-anak Papua. Kenapa pesawat saya dibakar? Pilot saya diculik. Apa, apa kejahatan saya sehingga mereka jahati saya seperti ini?” kata Susi Pudjiastuti.
Ia mengatakan, sempat merasa senang setelah pihak KKB menyatakan ingin bernegosiasi dengan TNI dan Polda Papua.
Namun, dua hari kemudian ada dua pasukan TNI yang ditembak oleh KKB.
“Itu kan apa? Katanya mau negosiasi tapi kalian bunuh putra-putra bangsa. Saya jadi lebih marah lagi. Mau diambil apa? Sementara orang lain yang cari untung saja di Papua kalian biarkan,” ujar Susi.
Sebagaimana diketahui, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat Susi Air di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada 7 Februari 2023.
Tak hanya membakar, faksi ini juga menyandera sang pilot, Philips, yang hingga detik ini tak kunjung dibebaskan KKB.
Dalam upaya pembebasan Philips, KKB sedianya sudah membuka diri untuk melakukan negosiasi. Akan tetapi, beberapa waktu kemudian, mereka justru menembaki personel TNI dari Satuan Tugas Batalion Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan pada 15 April 2023.
Setidaknya, ada empat personel TNI yang gugur. Mereka adalah Prajurit Satu (Pratu) Miftahul Arifin, Pratu Ibrahim, Pratu Kurniawan, dan Prajurit Dua (Prada) Sukra. (*)