Samarinda – Para sineas dan pelaku seni di Kalimantan Timur bersatu dalam acara diskusi dan screening film yang digelar di Gedung Rinjani Asnawi, UPTD Taman Budaya Kaltim, Kamis (28/11/2024).
Kegiatan ini menghadirkan komunitas seni lintas bidang, mulai dari teater, tari, musik, hingga seni rupa, dengan fokus pada pengembangan film berbasis kearifan lokal.
Awang Khalik, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas dan daya saing film lokal.
“Alhamdulillah, kami sudah mulai mendata pelaku film sebagai bagian dari PR besar rumah produksi di Kaltim. Jika film kita bisa ditonton 315 orang dalam sekali tayang, bahkan pernah mencapai 700 orang di CGV, maka ini menunjukkan potensi besar. Namun, perbaikan kualitas, seperti audio, visual, dan pencahayaan, tetap menjadi prioritas sebelum diajukan ke lembaga sensor,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa penguatan jaringan menjadi salah satu tujuan diskusi ini.
“Kami ingin menyolidkan kemitraan lintas bidang seni, seperti tari, teater, dan lainnya, agar jaringan kerja kreatif ini semakin kuat, bahkan mulai dari hal sederhana seperti grup WhatsApp. Hal ini penting untuk memastikan semangat kolaborasi tetap hidup,” kata Awang.
Muatan Lokal Jadi Identitas Film Kaltim
Awang menekankan pentingnya muatan lokal dalam setiap karya film.
“Kita tidak boleh meninggalkan kearifan lokal, seperti menggunakan elemen budaya Banjar dalam suara atau cerita. Selain sisi teknis, ide-ide lokal ini menjadi kekuatan yang membedakan film kita dari yang lain,” jelasnya.
Ia juga menyoroti tantangan dari lembaga sensor yang tidak hanya menilai dari aspek sosial, tetapi juga teknik pengambilan gambar.
Saat ini, perbaikan kualitas masih diperlukan, sekitar 3-5% untuk penyempurnaan audit visual dan pencahayaan.
Semangat Kolaborasi Seni Lintas Daerah
Diskusi ini juga menyoroti sinergi pembuat film dari berbagai daerah di Kaltim.
“Kita sudah komitmen untuk saling bersinergi. Ini bukan hanya tentang film, tapi bagaimana seluruh seni, mulai dari tari hingga teater, ikut memberikan kontribusi nyata,” tambah Awang.
Acara ini mencerminkan semangat kolaborasi seni di Kalimantan Timur untuk meningkatkan kualitas industri kreatif lokal.
Dengan jaringan yang semakin solid, film berbasis kearifan lokal diharapkan bisa bersaing di tingkat nasional, bahkan internasional. (*)