Portalborneo.or.id, Samarinda – Jelang Pemilu pada 14 Februari 2024, WALHI Kaltim mengeluarkan seruan “Pilah Pilih Pulih.” Menurut Direktur WALHI Kaltim, Fathur Rozikin, sebagai negara demokrasi, WALHI memandang Pemilu sebagai momentum politik yang krusial, Selasa (6/2/2023).
Dalam misinya, WALHI mendorong demokrasi budaya alam, mengakui bahwa politik adalah titik balik.
Fathur Rozikin menekankan bahwa Pemilu bukan hanya tentang memberikan suara, tetapi juga kesempatan untuk meningkatkan kecerdasan pemilih. WALHI Kaltim mendorong prinsip “Pilah” dan “Pilih” sebagai langkah bijak.
“Sebagai contoh, jika pemilih tidak memahami hak-hak mereka, sulit untuk mencapai visi memulihkan Indonesia, terutama Kaltim,” kata nya.
Para pemilih, khususnya generasi muda, diingatkan tentang pentingnya menjadi sadar terhadap momentum politik ini. Fathur menyatakan bahwa jika generasi muda tidak melek terhadap Pemilu, risiko ketimpangan dapat meningkat.
Pemilu, menurutnya, adalah kunci semua keputusan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari, mulai dari air hingga kebutuhan dasar lainnya.
Pertanyaan mendasar diajukan: mengapa memilih? Fathur memberikan jawaban bahwa Pemilu adalah fondasi demokrasi, dan tanpanya, Indonesia bukanlah negara demokrasi.
“Momentum politik ini menjadi kunci bagi WALHI Kaltim untuk mendorong pemilih agar mengadopsi prinsip “Pilah dan Pilih,” terangnya.
Fathur Rozikin juga menyoroti partisipasi generasi muda.
Meskipun survei mencoba mendefinisikan suara generasi ini, Fathur menyatakan bahwa bukan hanya masalah jumlah suara, tetapi tanggung jawab mereka dalam menentukan masa depan bangsa.
Generasi muda diingatkan bahwa keputusan mereka berdampak pada nasib bangsa, dan kekritisan mereka diperlukan untuk menghadapi krisis multidimensial seperti perubahan iklim dan ketahanan pangan.
WALHI Kaltim menyampaikan pesan serius kepada generasi muda, bahwa mereka memiliki peran penting sebagai penentu generasi berikutnya. Dalam konteks nilai keadilan antargenerasi, WALHI menegaskan bahwa setiap tindakan hari ini akan membentuk masa depan anak cucu.
Pemilu dianggap sebagai kesempatan untuk menunjukkan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan menghindari cengkraman krisis yang lebih dalam.
Tim Redaksi Portalborneo.or.id/FRC