Semua Tentang Sungai Mahakam, Sejarah Hingga Potensinya

Caption: Sungai Mahakam yang berada di wilayah Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). (ist)

Portalborneo.or.id, Samarinda – Sungai Mahakam merupakan sungai terbesar di Kalimantan Timur (Kaltim) dengan panjang mencapai 920 kilometer.

Sungai Mahakam membentang dari Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Kutai Barat.

Sungai Mahakam bermuara di Selat Makassar.

Selain sebagai sarana transportasi dan sumber air, ternyata ada jenis spesies mamalia ikan air tawar yang terancam punah yang hidup di Sungai Mahakam ini yaitu Pesut Mahakam.

Dilansir dari Kompas.com, sejak abad 4 Masehi, Sungai Mahakam telah dilintasi para pelaut dari macanegara, seperti India dan Tiongkok yang melakukan perdagangan.

Informasi tersebut diperoleh dari jejak arkeologi di Muara Kaman, pusat Kerajaan Kutai Martadipura.

Sungai Mahakam memberikan sejumlah manfaat untuk masyarakat sekitar maupun dari segi ekonomi.

Sejak zaman dahulu, Sungai Mahakam menjadi sumber air, potensi perikanan, dan sarana transportasi.

Masyarakat Kaltim juga menggunakan Sungai Mahakam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mandi, air minum, dan mencuci pakaian.

Selain sebagai mata pencaharian ternyata Sungai Mahakam ini juga dijadikan sebagai tempat tinggal bagi masyarakat.

Oleh karena itu didirikannya banyak rumah apung di Sungai Mahakam.

Pemandangan rumah apung ini ternyata menjadi sebuah daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung.

Karena pemukiman ini masih bernuansa alam dengan dihiasi hutan-hutan pada bagian belakang rumahnya.

Di sini juga terdapat prosesi sakral bernama Ngulur Naga.

Ini adalah sebuah prosesi sakral yang dilakukan oleh masyarakat Kutai ketika mengadakan festival erau.

Festival ini digelar untuk merayakan upacara Tijak Tanah dan Mandi ke Tepian.

Naga raksasa ini disimbolkan sebagai titisan lahirnya para Raja Kutai Kartanegara.

Replika naga dibuat dengan warna yang sangat mencolok.

Alkisah dalam legenda masyarakat Kutai ini bermula dari lahirnya raja pertama Kutai dan permaisuri secara misterius.

Yang mana kelahiran Putri Karang Melenu dan Raja Aji Batara Agung diidentikkan dengan cerita naga penghuni Sungai Mahakam.

Ada pepatah penduduk asli Kutai yang mengatakan bahwa “Sekali minum air Sungai Mahakam, maka akan terpikat hati dan ingin kembali untuk menetap di Kalimantan”.

Makna dari pepatah tersebut adalah siapapun yang berkunjung untuk pertama kalinya ke Kota Samarinda atau daerah Kutai, maka ia diyakini akan kembali lagi kesana.

Pepatah itu hingga sekarang masih dipercayai oleh masyarakat setempat.

Sementara itu, Sungai Mahakam tercatat mengaliri banyak danau-danau.

Ada tiga danau utama yang dialiri Sungai Mahakam, yaitu Danau Jempang, Danau Semayang dan Danau Melintang.

Dimana diketahui ada sekitar 76 danau yang tersebar di daerah aliran Sungai Mahakam dan sekitar 30 danau lainnya terletak di daerah Mahakam bagian tengah termasuk tiga danau utamanya.

Pada musim kering, air danau ini berfluktuasi sesuai musim dari tinggi 0,5 m – 1 m dan pada musim hujan mencapai tujuh meter.

Danau-danau di Sungai Mahakam ini berfungsi sebagai perangkap sedimen yang terkandung dalam air yang mengalir.

Profil Sungai Mahakam

Panjang : 920 km

Luas : 149.277 km2

Kedalaman : 30 meter

Lebar: 300 – 500 meter

Ketinggian Sungai Mahakam: 20 – 40 meter di atas permukaan laut

Luas Daerah Aliran Sungan (DAS) Mahakam: 77.095.460 ha

Wilayah DAS Mahakam: Kabupaten Kutai Barat, Kutai Timur, Malinau, Kutai Kertanegara, Kota Samarinda, Kalimantan Tengah dan diduga sampai Serawak, Malaysia.

Letak geografis Sungai Mahakam: garis lintang garis lintang 0 35’0″ S 117 17’0″ E.

Anak Sungai Mahakam: Sungai Karang Mumus, Sungai Palaran, Sungai Loa Bakung, Lao Bahu, Bayur, Betepung, Muang, Pampang, Kerbau, Sambutan, Lais, Tas, Anggana, Loa Janan, Handil Bhakti, Loa Hui, Rapak Dalam, Mangkupalas, Bukuan, Ginggang, Pulung, Payau, Balik Buaya, Banyiur, Sakatiga, dan Bantuas.

(Tim Redaksi Portalborneo.or.id)

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait