Portalborneo.or.id, Samarinda – Tradisi nyekar atau ziarah ke makam yang umumnya dilakukan pada bulan suci Ramadhan tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga membawa berkah tersendiri bagi para pedagang di Tempat Pemakaman (TP) Muslimin Abul Hasan Samarinda.
Salah satu penjual bunga tabur di TP tersebut, Titin, mengungkapkan bahwa bisnis turun temurun yang dijalankannya mampu memberikan keuntungan yang signifikan.
Titin menjelaskan bahwa pada hari-hari biasa, ia menjual bunga kupak gantung dengan harga Rp10 ribu, namun pada momen tertentu, harga bunga tersebut naik menjadi Rp25-Rp30 ribu per kupak.
Dengan modal awal sekitar Rp3 juta, Titin mengaku bisa meraih keuntungan antara Rp5-Rp7 juta dalam waktu beberapa hari saja.
“Jika ramai, saya bisa menjual 150 kupak bunga gantung dan 250 kresek bunga tabur dalam sehari,” ujarnya.
Tradisi nyekar yang diikuti banyak orang memberikan dorongan positif pada bisnis Titin. Selain memberikan nuansa keagamaan, momen ini juga menjadi kesempatan bagi para pengunjung makam untuk mempercantik dan menghias makam dengan bunga-bunga tabur yang dijual oleh Titin.
Dengan adanya peningkatan permintaan selama tradisi nyekar, Titin berhasil memanfaatkan momen tersebut untuk meningkatkan pendapatannya.
Keberhasilan Titin dalam mengelola bisnis bunga tabur menjadi inspirasi bagi pedagang lain di TP Muslimin Abul Hasan Samarinda untuk meraih berkah dalam menjalankan usaha mereka selama bulan suci Ramadhan.
Tim Redaksi Portalborneo.or.id/FRC