Debat Pilgub Kaltim, Tim Rudy-Seno Sorot Pelanggaran Tatib yang Tidak Ditindaklanjuti

Caption: Siaran Langsung Debat Kedua Cagub Kaltim di Channel YouTube KPU Kaltim.

Samarinda –Debat Pilgub Kalimantan Timur kembali menjadi sorotan setelah tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 2, Rudy Mas’ud-Seno Aji, mengkritik penegakan tata tertib dalam pelaksanaan debat kedua, minggu (3/11).

Sudarno, Juru Bicara sekaligus Wakil Ketua Tim Pemenangan Rudy-Seno, menyampaikan bahwa timnya merasa dirugikan akibat sejumlah pelanggaran yang terjadi namun tidak ditindaklanjuti oleh KPU Kaltim.

Ia mengungkapkan bahwa dalam debat pertama, pasangan yang didukungnya mengalami kerugian karena tidak adanya sanksi terhadap pelanggaran.

“Dalam debat pertama, terjadi banyak pelanggaran aturan yang tidak disertai tindakan tegas. Kami merasa hal ini merugikan pasangan calon kami,” ujar Sudarno dalam pernyataan resminya.

Berdasarkan pengalaman tersebut, tim Rudy-Seno menyampaikan beberapa opsi kepada KPU Kaltim untuk debat kedua, termasuk usulan agar debat kedua hanya mempertemukan calon wakil gubernur, sedangkan debat ketiga khusus untuk calon gubernur.

Namun, perdebatan kembali muncul dalam persiapan debat kedua. Menurut Sudarno, tata tertib yang awalnya telah disepakati bersama justru diubah tanpa kehadiran seluruh pihak terkait, termasuk salah satu komisioner KPU.

Salah satu pasal yang menjadi perdebatan adalah aturan peringatan berjenjang bagi pelanggaran tata tertib. Pasal tersebut awalnya memberikan hak kepada moderator untuk memberikan peringatan satu hingga tiga kali sebelum akhirnya bisa mengeluarkan peserta yang melanggar aturan.

“Aturan tersebut dihapus tanpa alasan yang jelas, padahal sudah disepakati dan ditandatangani oleh semua pihak, termasuk KPU, Bawaslu, dan Polda,” tegas Sudarno.

Ketika debat berlangsung, Sudarno melaporkan beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh pasangan calon nomor urut 1, seperti calon wakil gubernur yang membantu menjawab pertanyaan untuk calon gubernur, serta adanya serangan personal terhadap kandidat yang didukungnya.

Namun, laporan tersebut tidak ditindaklanjuti sesuai dengan aturan yang telah disepakati.

“Seharusnya, pelanggaran ini mendapatkan peringatan dan sanksi tegas. Kami hanya meminta agar aturan ditegakkan dengan konsisten,” kata Sudarno.

Situasi semakin tegang ketika Sudarno mengajukan protes langsung kepada KPU. Ia menyebut ada pendukung pasangan nomor urut 1 yang bereaksi keras terhadap protes tersebut, bahkan ada insiden saat seorang pendukung yang memakai jilbab merah memarahinya.

Cuplikan insiden ini viral di media sosial, menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat.

“Kami hanya ingin debat ini berlangsung tertib dan fair sesuai kesepakatan. Kami tidak bermaksud membuat kericuhan, tetapi aturan harus ditegakkan untuk menjaga kualitas demokrasi,” pungkas Sudarno.

Tim Rudy-Seno berharap KPU Kaltim dapat memperbaiki tata kelola debat untuk menciptakan suasana kondusif dan mengutamakan adu gagasan, bukan serangan personal, demi kepentingan masyarakat Kalimantan Timur.(*)

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait