Portalborneo.or.id, Kutai Kartanegara – Karya Bhakti dan Gerakan Nasional Ketahanan Pangan 2023, di Kelurahan Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, resmi berakhir pada Rabu (1/11/2023).
Sekda Kukar, Sunggono mengatakan, berdasarkan data dan informasi yang ditemukan di lapangan, setidaknya ada enam masalah utama yang dihadapi oleh petani selama ini dalam melakukan kegiatan usaha taninya, yaitu pengairan (irigasi), jalan usaha tani, alat dan mesin pertanian (Alsintan), pemasaran, regenerasi petani, dan akses mendapatkan BBM (solar).
Melalui kegiatan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) maupun Karya Bhakti, TNI telah memberikan kontribusi dan berdampak besar dirasakan oleh petani.
Berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh TNI, seperti pembangunan dan perbaikan Jalan Usaha Tani (JUT) dan jalan produksi, perbaikan sistem irigasi termasuk pembangunan rumah pompa untuk mendukung sistem pengairan, pembangunan dan perbaikan jembatan dan gorong gorong, pembangunan dan perbaikan fasilitas sarana/prasarana pendukung lainnya.
Wilayah kegiatan TMMD dan Karya Bhakti TNI meliputi 5 kecamatan yang merupakan sentra pertanian, Tenggarong Seberang, Sebulu, Muara Kaman, Tenggarong, dan Loa Kulu.
Kerja sama antara Pemkab Kukar dengan TNI bukan hanya di bidang pertanian saja, namun juga di bidang lain seperti program perbaikan rumah bagi keluarga pra sejahtera, membuka isolasi wilayah termasuk program air bersih yaitu TNI Manunggal Air Bersih (TMAB).
“Pemkab Kukar menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan dan kerja sama selama ini dalam percepatan pembangunan, dengan harapan kerja sama dan sinergi yang selama ini sudah terbangun dengan baik, dapat terus ditingkatkan termasuk diperluas pada berbagai bidang,” Ucap Sunggono.
Sementara itu, Kasdam VI/Mulawarman (Mlw) Brigjen TNI Susilo menjelaskan program Karya Bhakti dalam rangka ketahanan pangan bertujuan untuk membantu program pemerintah, meningkatkan pencapaian hak atas pangan, peningkatan kualitas SDM, meningkatkan ketahanan pangan Nasional dan lokal, meningkatkan kesejahteraan petani, serta meningkatkan kemanunggalan TNI.
Ia menjelaskan, total pekerjaan peningkatan jalan usaha tani terdiri dari pembangunan jalan sepanjang 52.523,9 meter, pembangunan jembatan penghubung sebanyak 58 unit dan pembangunan gorong-gorong untuk sistem irigasi pompa air sebanyak 123 unit.
“Pembangunan infrastruktur pertanian ini dapat meningkatkan konektivitas dan produktifitas pertanian dengan wilayah terdampak persawahan seluas 4.168,34 Ha dan Hortikultura seluas 1.717,50 Ha. Dengan adanya jalan usaha pertanian, maka penekanan biaya produksi pertanian dari mobilitas hasil tani sebesar Rp. 4.127.643.828 per tahun,” jelas Kasdam.
(Tim Redaksi Portalborneo.or.id)