Portalborneo.or.id, Samarinda – Kota Samarinda merayakan kekayaan budaya lokalnya melalui Gelar Adat Tradisi 2024 yang diselenggarakan di Rumah Adat Budaya Daerah, Jalan Kadrie Oening Nomor 8, Kelurahan Air Hitam.
Acara tersebut menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dan masyarakat untuk mempromosikan serta melestarikan warisan budaya sebagai bagian integral dari identitas Samarinda sebagai kota pusat peradaban.
Wakil Walikota Samarinda, Rusmadi Wongso, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan lokal.
“Gelar Adat Tradisi ini bukan sekadar sebuah acara, tetapi sebuah upaya kolaboratif untuk memperkuat rasa kebanggaan akan warisan leluhur dan membangun persatuan di tengah-tengah keberagaman,” ujarnya.
Rumah Adat Budaya Daerah tidak hanya menjadi tempat untuk memamerkan seni tradisional, tetapi juga menjadi pusat aktivitas yang memfasilitasi berbagai kegiatan budaya dari berbagai suku dan komunitas.
Asli Nuryadin, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, menjelaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dengan paguyuban suku Banjar, Dayak, dan Kutai dalam menjalankan acara ini.
“Kami sangat mengapresiasi kerjasama yang terjalin dengan paguyuban suku Banjar, Dayak, dan Kutai. Ini adalah langkah yang penting untuk menjaga keberlanjutan kehidupan budaya kita,” kata Nuryadin.
Ia menambahkan bahwa pendidikan dan kebudayaan harus diintegrasikan secara menyeluruh, melibatkan semua pihak dari keluarga, orang tua, masyarakat, dunia usaha, dan industri.
Rumah Adat Budaya Daerah diharapkan tidak hanya menjadi pusat kegiatan budaya, tetapi juga “driving force” dalam memperkuat ikatan sosial dan ekonomi di tengah-tengah masyarakat.
Nuryadin menyoroti pentingnya fasilitasi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan paguyuban, baik dari segi fasilitas umum maupun dukungan untuk pengembangan inisiatif budaya lokal.
“Dengan memanfaatkan tempat ini secara maksimal, kami berharap agar kegiatan budaya seperti festival seni, pertunjukan tradisional, dan lomba-lomba budaya dapat diadakan secara rutin,” ungkap Nuryadin.
Ia menegaskan bahwa kuliner lokal juga menjadi bagian integral dari acara ini, tidak hanya sebagai pengisi acara tetapi juga sebagai daya tarik utama.
Konsep “Open Sky” yang diusung oleh Nuryadin mendorong untuk menyederhanakan penggunaan ruang budaya ini dengan menghadirkan kafe dan fasilitas representatif lainnya yang mampu memuat unsur budaya lokal.
“Kami berharap agar Rumah Adat Budaya Daerah ini dapat menjadi tempat bertemunya berbagai elemen masyarakat, dari generasi muda hingga lansia, untuk memelihara dan mengembangkan kearifan lokal,” tambahnya.
Acara Gelar Adat Tradisi 2024 di Samarinda diakhiri dengan harapan bahwa momentum ini akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi perkembangan budaya di kota ini.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan warisan budaya Samarinda dapat terus hidup dan berkembang untuk generasi mendatang, menjadikan kota ini tidak hanya sebagai pusat peradaban tetapi juga penjaga keberagaman budaya Indonesia yang kaya.
“Gelar Adat Tradisi 2024 bukan hanya menjadi perayaan semata, tetapi juga sebuah langkah strategis dalam menjaga identitas lokal yang unik dan kekayaan budaya yang menjadi kebanggaan bersama,” tandas Nuryadin.
Tim Redaksi Portalborneo.or.id/FRC