Dukungan Suami Penting Dalam Pemenuhan ASI Bayi

Foto: Ilustrasi Ibu Menyusui. (ISTIMEWA)

Portalborneo.or.id, Samarinda – Pemerintah selalu menggemborkan pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Dari usia 0 hingga 6 bulan penuh. Namun, ada kalanya pemberian ASI tidak sesuai yang diinginkan. Contohnya, ibu tidak berhasil memproduksi ASI.

Sub Koordinator Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Samarinda, Rudy Agus Riyanto mengungkapkan, bayi harus diberikan ASI 8 hingga 10 kali dalam sehari agar gizinya terpenuhi. Sehingga terhindar dari stunting.

“Makanya ada inisiasi menyusu dini. Begitu lahir, langsung ditaruh di dada ibu. Tujuannya bukan untuk menuju puting payudara, tetapi mencapai ikatan batin ibu dan bayi. Kalau ikatan batinnya kuat, hormon oksitoksinnya muncul. Di situ, ASI bisa mengalir dengan baik,”jelasnya.

Hormon okstikosin atau biasa disebut hormon cinta. Dilansir alodokter.com, pada ibu menyusui, oksitosin memicu ‘letdown reflex’. Yaitu, sensasi geli pada payudara yang membuat ASI mengalir keluar dari puting.

Saat bayi mengisap puting ibunya, saraf di payudara ibu akan mengirimkan sinyal ke otak untuk melepaskan oksitosin. Selain untuk merangsang produksi ASI, hormon oksitosin ini juga mampu meredakan stres dan mengurangi rasa cemas pada ibu.

Tetapi kelancaran ASI ini juga memerlukan dukungan dari keluarga. Khususnya, ayah dari bayi. Rudy menyatakan, suami harus memberikan dukungan dan kasih sayang agar ibu tidak merasa stres.

“Seorang ibu menyusui sepanjang hari pasti capek. Suami datang, bukannya memuji tapi malah bilang kok ibu nggak masak? Padahal ibu membutuhkan dukungan dari suami. Jika dia merasa kesal, hormon oksitosin terhambat, makin ASI semakin susah keluar,”tegasnya.

Hal tersebut berpotensi besar ibu semakin tidak ingin menyusui, semakin tidak keluar ASI. Rudy menghimbau kepada para ayah untuk terus memberikan dukungan kepada anak. Sehingga kadar hormon oksitosin pun meningkat, pemberian ASI pun lancar.

(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/ADV/Sya*)

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait