Kutai Kartanegara Miliki Kualitas Beras Yang Mampu Bersaing Dengan Raja Lele

Produk beras hasil BUMDesa Sumber Purnama (Foto: Istimewa)

Produk beras hasil BUMDesa Sumber Purnama (Foto: Istimewa)

Portalborneo.or.id, Tenggarong – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) patut berbangga karena memiliki kualitas beras yang mampu bersaing dengan daerah lain.

Kualitas beras Super Kukar Cap Tugu milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Purnama Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu mampu menyaingi merk yang selama ini mendominasi di Kukar, beras Raja Lele.

“Jadi selama ini di Kukar yang merajai itu Raja Lele, jadi produk Bumdes ini sudah bersaing dengan raja lele,” ucap Bupati Kukar, Edi Damansyah.

Kawasan persawahan di Desa Loh Sumber memang menjadi salah satu binaan kemitraan antara BUMDes dan Gapoktan. BUMDes Sumber Purnama hadir memberikan dukungan pendampingan berkaitan dengan pembukaan lahan dibantu dengan peralatan rice transplanter.

“BUMDes ini sudah punya unit pengolahan dan sudah berproduksi dengan baik, serta kualitas berasnya ini bersaing,” katanya.

Untuk itu, Bupati Kukar Edi Damansyah memberikan apresiasi kepada Kades Loh Sumber dan Direktur BUMDes Sumber Purnama yang sudah bekerja keras membangun BUMDes dengan baik.

Disampaikannya, Pemkab Kukar terus berupaya agar hilirisasi produk-produk pertanian di Kukar bisa mendapatkan posisi di pasar.

Dia juga sudah meminta kepada perusahaan-perusahaan daerah untuk selalu mengutamakan produk lokal asal Kukar. Seperti PT MHU, kini kebutuhan internalnya dipasok oleh BUMDes Sumber Purnama.

Edi ingin memastikan, program ketahanan pangan yang menjadi kebijakan nasional dapat diintegrasikan dengan strategi pembangunan Kukar Idaman tahun 2021-2026.

Dan pembangunan sektor pertanian dalam arti luas atau berbasis kawasan menjadi salah satu prioritas yang akan terus dijalankan. “Mudah-mudahan langkah-langkah seperti ini bisa terus meningkatkan pendapatan petani,” harapnya.

Kemudian, salah sayu upaya meningkatkan produktivitas dan hilirisasi produk pertanian di Kukar bisa dilakukan dengan mendorong para gapoktan melakukan budi daya komoditas dan mengembangkannya sesui dengan kebutuhan pasar.

Seperti hortikultura, jika pasar menginginkan tomat, maka para petani akan didorong untuk menanam tomat. Bahkan permintaan jagung hibrida terbilang tinggi, dan Edi mendorong poktan untuk menanam jagung hibrida.

“Targetnya kita sekitar 30 ribu tanam luasnya, untuk kita capai dalam kurun waktu 2021-2026,” demikian Edi.

(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/Adv)

Loading

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait